Pengguna media sosial di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tidak mengherankan jika banyak pemasar yang memanfaatkan media sosial sebagai saluran pemasaran.
Selain media sosial, website juga merupakan saluran penting bagi sebuah brand. Namun, haruskah sebuah perusahaan memiliki keduanya? Jika iya, bagaimana menyelaraskan keduanya?
Simak beberapa tips berikut untuk mengetahui bagaimana membuat kepemilikan dari keduanya, atau salah satu, menjadi lebih bermanfaat untuk Anda.
Media Sosial dan Website
Jika sebuah brand sudah memiliki website, media sosial harus menjadi bagian dari rencana pemasaran untuk mendorong trafik ke website. Jika Anda memiliki media sosial, maka Anda perlu mempertimbangkan untuk membuat website untuk memperkuat strategi pemasaran secara online.
Bayangkan website menjadi identitas online utama Anda, tempat dimana pelanggan bisa mendapatkan gambaran utuh tentang identitas brand dan apa saja yang ditawarkan brand tersebut.
Saluran pemasaran lainnya seperti media sosial, iklan, email, dal lainnya – bisa menjadi alat untuk mendorong pelanggan mengunjungi website untuk mempelajari apa yang ditawarkan brand tersebut dan kemudian melakukan pembelian.
Media sosial dan website harus saling melengkapi. Tidak masalah menempatkan beberapa konten website di media sosial. Integrasikan media sosial dengan website agar sebuah brand bisa efektif dalam mengomunikasikan pesannya kepada pelanggan.
Simak beberapa tips tentang bagaimana menyelaraskan website dan media sosial di bawah ini:
Media Sosial tanpa Website
Cara paling efektif melakukan bisnis online adalah dengan memiliki website dan media sosial yang bekerja secara bersamaan untuk menyebarkan pesan dan terhubung dengan audiens yang lebih luas.
Namun, tidak semua bisnis – terutama UKM – memiliki keduanya. Biasanya UKM akan mengawali upayanya untuk merambah dunia online dengan menggunakan media sosial sebagai pengganti website.
Tidak ada salahnya bagi pemasar untuk mendaftarkan nama domain lalu menghubungkannya ke media sosial sampai akhirnya memutuskan untuk memiliki website.
Hal ini akan menghindarkan pelanggan tersesat ke website kompetitor ketika mereka melakukan pencarian tentang brand Anda di internet.
Media sosial memang bisa menjadi alat pemasaran dan para ahli juga setuju bahwa UKM memerlukan sebuah website.
Mengingat mudahnya membangun website, sangat mungkin bagi UKM untuk membangun website yang berkualitas untuk menampilkan dan membangun brand pada sebuah platform yang bisa Anda kendalikan.
Jika biaya menjadi kendala, sebenarnya tersedia berbagai website builder yang memudahkan pemasar membuat website sendiri. Ini diciptakan untuk pemasar yang tidak memiliki kemampuan teknis dan semua sudah tersedia dalam bentuk template yang mudah digunakan, sehingga pemasar dapat dengan mudah membangun website yang terlihat professional.
Jika yang menjadi kendala adalah waktu atau manajemen, meminta bantuan orang lain untuk membangun website tidak akan memakan biaya banyak. Tinggal sesuaikan saja dengan kebutuhan dan mulai dari yang sederhana dan kembangkan seiring dengan kebutuhan. (Verisign)